translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

8 Jul 2012

Atasi Abrasi Butuh 100 M Untuk Pemecah Ombak di Pantai Kedungmutih – Berahan Wetan



Moh. Sholkhan dari Kantor KLH Demak dan Camat Wedung
Demak –
Bertempat di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak Selasa (3/7) , Kantor Lingkungan Hidup kabupaten Demak mengadakan Sosialisasi Penghijauan Pantai. Tujuan  diadakannya acara tersebut adalah memberikan pengertian kepada warga masyarakat pantai tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan pantai dengan membiasakan menanam pohon mangrove di tambak-tambak pinggir pantai atau sekitar pantai. Dengan ditanamnya pohon mangrove tersebut ekosistem pantai terjaga dan juga bisa mengurangi abrasi atau hempasan gelombang.
“ Kegiatan penanaman mangrove ini sudah tampak nyata di daerah Sayung , lahan-lahan yang ditanami mangrove bisa mengurangi abrasi pantai. Oleh karena itu pada tahun ini lahan tambak di Kedungmutih mendapatkan bantuan bibit mangrove sebanyak 12 ribu “ kata Moh. Sholkhan ,S Pi,MT Kasie Pemantauan Dan Pemulihan Kantor Lingkungan Hidup kabupaten Demak.
Dikatakan Moh. Sholkhan, kerusakan alam seperti abrasi pantai sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia yaitu dengan mengambil terumbu karang , mengambil pasir sampai dengan membabat habis pohon api-api maupun mangrove. Sehingga ketika ombak dan angin datang pesisir atau pantai tidak mempunyai tameng sama sekali . Akibatnya ombak yang datang dari tengah laut tanpa ada hambatan apa-apa sehingga kekuatanya sangat dahyat sekali yang mengakibatkan tambak yang berada ditepi pantai mengalami abrasi yang sangat cepat.
“ Kami lihat kondisi daerah Onggojoyo dan Seklenting pada tahun 90 penghijauan pantainya sangat bagus sehingga pantai terjaga dari abrasi . Namun saat ini kondisinya jauh berbeda semua tanaman habis dibabat sehingga saat ini pantai disana juga mulai terkena abrasi. Petani tambak baru menyadari saat ini akan pentingnya penghijauan pantai “, tambah Moh Sholkhan dihadapan 40 petani tambak yang menghadiri acara sosialisasi.
Berkaitan dengan tambak di daerah Kedungmutih dan Babalan yang terkena abrasi Kantor Lingkungan Hidup kabupaten Demak selalu peduli dan mengusulkan pada pemerintah . Diantaranya setiap tahun mengalokasikan dana untuk penghijauan pantai , selain itu juga membuat pemecah gelombang . Seperti di pantai kecamatan Sayung dana yang terserap untuk pembuatan beton pemecah gelombang mencapai Milyaran rupiah . Untuk tahun 2012 ini rencananya di pantai desa Babalan kecamatan Wedung juga diusulkan untuk dibuatkan pemecah gelombang.
“ Kalau dihitung secara garis lurus biaya yang digunakan untuk membuat pemecah gelombang dari Kedungmutih sampai Berahan Wetan kita hitung mencapai 100 Milyar . Ini baru tahap usulan ke pemerintah pusat mudah-mudahan bisa disetujui semuanya”, tambah Moh Sholkhan.
Camat Wedung Supriyadi, SH mengatakan cukup prihatin dengan kondisi abrasi tambak yang menimpa puluhan petani di desa Kedungmutih dan Babalan . Fihaknya akan membantu sepenuhnya langkah yang dijalankan oleh para petani tambak dengan mohon bantuan pada pemerintah pusat. Hal itu menyangkut hidup dan matinya penghasilan para petani tambak ,sehingga kapanpun siap membantu para petani .(Muin)

INFO DARI HARIAN SEMARANG Abrasi Bisa Dihambat dengan Sudetan Sungai Wulan


Demak – Abrasi di pesisir Demak sangat memprihatinkan. Dikhawatirkan, Desa Kedung Murih Kecamatan Wedung akan lenyap ditelan laut, seperti telah menimpa Dukuh Senik Desa Bedono Kecamatan Sayung
.
Saat ini sudah sekitar 200 hektar daratan yang hilang. Kemungkinan lima tahun ke depan Kedung Mutih akan hilang tertelan abrasi. Karena rob sudah kerap berkujung ke pemukiman warga. Saat warga membuka pintu belakang rumah, sudah bertemu laut.
“Saya prediksi lima tahun lagi Desa Kedung Mutih akan hilang ditelan abrasi. Saat ini daratan dari ujung pantai sudah hilang sejauh dua kilometer,” kata anggota DPRD Demak, Fatkan, kemarin.
Pernyataan anggota Fraksi Demokrat ini tidak asal-asalan. Dia yang berdomisili di Desa Kedung Mutih mengetahui betul kondisi desanya. Daratan yang hilang tertelan abrasi berupa pertambakan milik warga. Sederetan rumah milik warga, ikut hilang.
Kondisi rawan abrasi menuntut pemerintahan desa selalu waspada dan mengecek pantai. “Kami periksa kondisi abrasi. Bila ada tambak yang akan jebol, kami mengingatkan pemiliknya untuk segera melakukan antisipasi,” kata Kades Kedung Mutih, Hamdan saat menyusuri lahan abrasi bersama tim desa, mengendarai perahu.
Turut dalam pengecekan dua petani tambak Noor Fadlan dan Ulin Nasrullah, serta Fatkul Muin dari Pusat Infomasi Masyarakat Pesisir. Mereka menyusuri daratan yang sudah menjadi lautan. Mengecek dan mencatat kondisi riil bencana abrasi yang sudah masuk.
“Itu tambak saya, dulu seluas 6 hektar sekarang tinggal 1,5 hektar. Sekarang saya biarkan terbengkalai,” aku Noor Fadlan sambil menunjuk lokasi bekas tambaknya. Dia sudah setahun tidak bertambak, karena hasil tambak tahun lalu hancur tersapu ombak.
Kedung Mutih, merupakan desa minus yang terletak berbatasan dengan Bulakbaru Kabupaten Jepara. Mayoritas warga Kedung Mutih adalah nelayan dan petani garam. Keberadaan tambak sangat dominan dalam kehidupan mereka.
Menurut Fatkul Muin, pertambakan Kedung Mutih sampai desa tetangga, yaitu Desa Babalan Wedung termasuk wilayah Jepara. Dibutuhkan penanganan terpadu dua kota Demak dan Jepara untuk mengantisipasi abrasi.
Solusi yang tepat adalah melawan alam dengan alam. Yakni menyudet saluran sungai Wulan yang mencabang di dukuh Menco Desa Berahan Wetan Wedung menuju Desa Babalan hingga Desa Kedung Mutih.
Bila saluran anakan sungai Wulan lancar, maka air sungai akan membawa sendimen sampai ke Kedung Mutih yang akhirnya membentuk daratan (delta). Diharapkan, sedimen akan menekan abrasi yang mengancam desa.
“Bila hanya membangun APO (alat pemecah ombak) atau menanam mangrove, belum maksimal mengatasi abrasi atau hanya menunda Kedung Mutih hilang dari peta dunia,” jelas Farkul Muin.
Hamdan menambahkan, anakan sungai Wulan dulu dialirkan sampai ke desanya. Namun sejak 35 tahun lalu ditutup, karena perjanjian orang-orang terdahulu. Kemudian dialirkan ke arah selatan langsung ke laut yang akhirnya muncul daratan di wilayah Desa Berahan Wetan.
Karena Kedung Mutih sudah sangat parah, Hamdan meminta pemerintah bisa memfasilitasi penyudetan saluran anakan sungai Wulan. Karena hanya dengan cara itu Kedung Mutih dan Desa Babalan bisa terselamatkan. (swi/16)
Sumber : Harsem

Ratusan Hektare Tambak Tenggelam

DEMAK  - Ratusan hektare  tambak di Kecamatan Wedung musnah diterjang abrasi Laut Jawa beberapa tahun terakhir. Menurut Wakil Ketua Komisi C DPRD Demak, M Fathan, ombak menggilas tambak mencakup di wilayah Desa Kedungmutih, Babalan hingga Berahan Wetan.

Para pemilik tambak tak cuma me­ngeluh, sebagian mengalami stres, bahkan ada yang meninggal dunia karena merenungi nasib, mata pencaharian utama mereka hilang ditelan air laut saat terjadi rob tinggi.
”Kurang lebih 200 hektare tambak war­ga musnah. Bencana abrasi yang se­mula dirasakan masyarakat Ke­camat­an Sayung kini giliran dirasakan warga Wedung,” kata Fathan, ke­marin.

Dia mengungkapkan, penyebab abrasi dimungkinkan pembentukan delta atau tanah timbul di muara Sungai Wulan.
Delta menjadikan laju ombak mengarah ke timur menghantam tambak milik warga. Delta terbentuk dari lumpur, luasnya bertambah dari tahun ke tahun.

Menurut dia, untuk mengantisipasi lebih menumpuknya lumpur yang menjadikan abrasi meningkat, harus dilakukan penyudetan sungai sebelum muara.
Penyudetan akan mengurangi lumpur bawaan dari hulu. ”Hanya saja upaya ini butuh biaya besar namun menjadi solusi untuk penanganan abrasi,” katanya.

Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan, tanpa penanganan tepat tiga desa yakni Berahan Wetan, Babalan, dan Kedungmutih nasibnya akan serupa dengan Desa Bedono, Kecamatan Sayung yang hilang dari peta wilayah Kabupaten Demak. Abrasi yang tak tertangani menjadikan Desa Bedono tenggelam beberapa tahun silam. Kini menyusul ancaman sama di tiga desa pesisir di Kecamatan Wedung.

Muncul Cekungan


Dari pantauan Suara Merdeka ketika menyusuri pantai Wedung menumpang perahu nelayan, menemukan garis pantai tidak lagi rata, melainkan muncul cekungan-cekungan. Cekungan itu dulunya adalah tambak milik warga yang kini tergenang air laut akibat abrasi. Sedikitnya terdapat sembilan cekungan di garis pantai dengan panjang tiga kilometer di wilayah Desa Berahan Wetan, Babalan hingga Kedungmutih.
Rusaknya lingkungan di pesisir Wedung juga diakui Kades Kedungmutih, H Hamdan. Abrasi menjadikan petani tambak mengalami stres berat. Dia mengemukakan, di desanya terdapat puluhan warga yang mengandalkan tambak sebagai mata pencaharian utama.

Tambak dijadikan lokasi untuk menebar benih bandeng, udang, dan ikan air payau lainnya.  Lantaran tambak pula, warga bisa menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi. Namun kini terhantam abrasi, tambak petani hancur luluh. Garis pantai bahkan sudah maju hampir satu kilometer menggilas lahan-lahan milik warga.
”Ada yang langsung meninggal dunia saat mengetahui tambaknya bablas digenangi air laut. Sisanya ada yang sampai stres tak mau bicara apapun menghadapi kenyataan tambaknya hilang,” jelas Hamdan.
Dia mengungkapkan, mengelola tambak butuh modal besar. Tak cukup jutaan rupiah melainkan puluhan juta. Menyaksikan lahan untuk mencari nafkah porak poranda, tentunya memilukan bagi warga yang sudah mengeluarkan uang banyak.

Pemerintah Desa Kedungmutih berharap Pemkab Demak, Pemprov Jateng, dan Pemerintah Pusat mau mendengar dan mengatasi keluhan masyarakat. Menurut Hamdan, keterlibatan Pemprov dan Pusat penting karena perairan di wilayah Desa Kedungmutih sepenuhnya masuk wilayah perairan Kabupaten Jepara. Adanya sinergi penanganan antarwilayah diharapkan persoalan abrasi dapat segera teratasi.

Salah seorang pemilik tambak, Ulin Nasrullah (32), warga Kedungmutih mengakui kehilangan harapan untuk bisa mengelola tambak dengan baik. Abrasi selama bertahun-tahun menjadikan empat hektare lahan miliknya tinggal tersisa 1,5 hektare. Kondisi itu memengaruhi hasil panen ikan yang tak lagi seberapa dan terus menerus rugi. 
Terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Demak, Mudiyanto mengakui akan menerjunkan tim untuk melihat tingkat abrasi yang ada di Wedung. Menurutnya tim akan bertugas mengumpulkan data-data penting sehubungan kemungkinan kerusakan yang terjadi. (H41-69)
(/)

30 Jan 2012

Musim Hujan Abrasi Pantai Jepara Selatan Mengkhawatirkan Warga

Musim Hujan Abrasi Pantai Jepara Selatan Mengkhawatirkan Warga

JEPARA -  Musim hujan bercampur angin yang melandakawasan Jepara bagian Selatan membuat sejumlah warga                             
yang tinggal di pesisir pantai harus waspada. Selain angin yang membuat rumah mereka kehilangan genting , ombak besar juga meluluh lantakkan pantai dan juga tambak mereka. Sehingga jika tiba-tiba hujan datang dibarengi dengan angin mereka harus waspada untuk bersiap-siap menyelamatkan diri jika tiba-tiba datang bencana.
” Tahun ini selain curah hujan yang tinggi juga angin cukup besar , sehingga kawasan pantai porak poranda diterjang ombak . Selain kami tidak bisa miyang ke laut juga merasa was-was jika bencana datang ”, ungkap Salim (55) nelayan asal dukuh Bandengan desa Surodadi kecamatan Kedung kabupaten Jepara.
Dengan ombak dan angin yang besar menyebabkan pantai terkikis dari waktu ke waktu , sehingga makin lama laut makin dekat dengan pemukiman mereka. Dari pantauan warga setiap tahun kerusakan pantai berkisar 10 – 20 meter setiap tahunnya . Jika ombaknya makin besar kerusakan makin parah , dalam setahunnya bisa sampai 50 meter. Oleh karenanya saat ini pemukiman penduduk makin dekat dengan bibir pantai . Jika hal ini terus terjadi kemungkinan 10 tahun yang akan datang mereka harus direlokasi karena abrasi terus meraja lela.
” Dulu rumah kami ini jauh dari bibir pantai , namun saat ini sudah cukup dekat dengan pantai oleh karena itu jika ombak besar datang rasanya dihati cukup miris ”, tambah pak Salim yang sehari-hari bejkerja sebagai Nelayan.
Selain pantai desa Kedungmalang, Panggung, Surodadi abrasi ini juga menghantam pantai desa Tanggul Tlare dan juga Semat . Dulu pantai di dua desa ini cukup rimbun pohon bakaunya , namun saat ini beberapa tempat amblas karena gempuran ombak di musim penghujan. Oleh karena itu posisi jalan raya Semat – Kedung makin dekat dengan bibir pantai , hal ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi pemilik tanah di dekat pantai . Untuk mengatasi gempuran ombak tersebut mereka membuat tanggul dari bambu yang diisi dengan batu , namun menurut pengamatan sepertinya sia-sia usaha mereka . Sehingga mereka menghentikan usaha mengatasi abrasi tersebut.
” Inisiatif mereka sih ingin menghentikan abrasi , namun sepertinya sia-sia upaya mereka langkah yang paling bagus ya menanggul dengan bis beton yang banyak . Namun biayanya sangat besar ”, ujar seorang warga desa tanggul Tlare yang diminta komentarnya seputar abrasi yang melanda pantai Selatan Jepara.
Selain masalah abrasi , beberapa hari yang lalu petani tambak juga digegerkan dengan datang rob ”bandhang” (Tiba-tiba) sehingga membuat tambak ikan mereka tergenang air. Kerugian selain ikan didalam tambak yang keluar , juga beberapa gudang garam kemasukan air rob , sehingga beberapa gudang mengalami kesusutan garam yang ditimbun petani. (Fatkh.M)

Hamdan Kepala Desa Kedungmutih Motor baru Kinerja Lebih Meningkat

Motor baru Kinerja Lebih Meningkat
Hamdan Kepala Desa Kedungmutih dengan motor barunya
– Bagi Hamdan (56) Kepala Desa Kedungmutih jabatan adalah suatu amanat yang harus dijalankan sesuai aturan , selain itu sebagai pimpinan harus bisa menjadi contoh rekan kerja. Prinsip itulah yang ia pegang kuat-kuat sehingga ia bisa menduduki jabatan Kepala Desa hingga dua periode dan sudah dijalani lebih 10 Tahun. Oleh karena itu ketika pemerintah daerah kabupaten Demak lewat Dana ADD memberikan motor baru berupa Honda Vario menggantikan Honda Supra iapun menerimanya dengan senang hati.
”     Ya gembira sekali pemerintah daerah memberikan motor inventaris baru pada Kepala Desa, selain sebagai simbol prestise juga untuk memperlancar operasional Kepala Desa untuk melayani warganya juga berkoordinasi dengan atasan di kecamatan atau kabupaten ”, kata Hamdan pada Warta Demak sambil menunjukkan motor barunya.
Motor baru Honda Vario menurut Hamdan adalah sebagai pengganti motor lama Honda Supra yang sudah lebih 5 tahun beroperasi. Agar mobilitas Kepala Desa lebih lancar lagi maka diadakan penggantian motor baru. Untuk motor lama secara langsung akan berpindah penggunaan pada Carik desa yang juga membutuhkan sarana untuk operasional. Selanjutnya kedua motor inventaris tersebut dipegunakan sepenuhnya untuk kelancaran pelayanan kepada masyarakat.
” Selain motor untuk Kepala Desa kita juga mendapatkan motor inventaris untuk Ketua BPD berupa Honda Legenda yang diterima bersamaan motor untuk Kepala desa tahap pertama di era kepemimpinan Bu Endang. Saat ini motor tersebut menjadi kewenangan Ketua BPD ” , tambah Hamdan.
Menurut Hamdan dengan adanya motor baru ini , dia mengharapkan kepada rekan-rekannya Kepala Desa agar terus meningkatkan kinerjanya dalam rangka melayani masyarakat, juga memimpin dan mengendalikan pemerintahan desa. Apalagi dalam era pengajuan RUU tentang desa maka kepala desa dituntut lebih bekeja keras dan juga mengoptimalkan Sumber daya Manusia yang ada. Apabila nanti RUU tersebut disyahkan dan sesuai dengan draft pengajuan yang ada . Desa mempunyai hak otonomi khusus dan juga anggaran yang cukup besar dalam rangka mengatur pemerintahan desanya . Oleh karena itu jika tidak di dasari SDM yang kuat maka akan terjadi penyelewengan yang akan menyulitkan Kepala Desa itu sendiri.
” Kalau benar negara akan mengucurkan dana untuk desa sebesar 1 Milyar jika tidak ada kesiapan SDM akan terjadi kekisruhan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Untuk ADD yang hanya berapa ratus juta saja kadang-kadang masih ada Kepala Desa yang keteteran dalam pelaksanaan serta pertanggungjawabannya ”, tukas Hamdan yang juga Penasehat Paguyuban Kepala Desa Se kecamatan Wedung.
Namun demikian ia berharap RUU itu segera disyahkan , agar penyelenggaraan pemerintah desa lebih maksimal dalam kinerjanya . Selain itu diharapkan kesejahteraan masyarakat desa lebih meningkat dengan penambahan anggaran untuk operasional dan pembangunan di desa. (Fatkhul Muin

12 Jan 2012

KSU “ Margi Rahayu “ Kedungmutih Demak, KEMBANGKAN EKONOMI KERAKYATAN

12-01-2012

Terus Kembangkan Ekonomi Kerakyatan Di Pedesaan

KEDUNG MUTIH -Lembaga Keuangan non Bank yang saat ini ikut menggerakkan ekonomi kerakyatan adalah Koperasi. Karena azasnya yang kekeluargaan itulah maka koperasi ini tumbuh dari rakyat  dan juga melayani rakyat itu sendiri. Jumlah koperasi di Indonesia jika dihitung saat ini ada ratusan ribu yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Dengan jumlah yang cukup besar itulah maka Negara menaungi dan membinanya dalam sebuah kementrian khusus yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi  dan UKM yang saat ini di pimpin oleh Syarifudin Hasan. Diharapkan dengan tumbuh dan berkembangnya Koperasi di Indonesia lebih dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi rakyat.
Seperti halnya  Koperasi Serba Usaha “ Margi Rahayu” desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ini juga tumbuh dari keinginan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya sehingga pada tahun 1999 yang lalu mendirikan koperasi. Dengan jumlah pendiri awal 40 orang dan Simpanan Pokok sebesar Rp 50.000,- maka berdirilah koperasi yang beranggotakan petani, pedagang, nelayan dan juga pegawai swasta. Dengan modal awal yang kecil itulah koperasi ini membuka usaha simpan pinjam untuk anggotanya .
Dengan penuh ketekunan , kejujuran dalam mengelola koperasi setiap tahunnya ada penambahan Simpanan Anggota yang cukup signifikan. Sehingga setelah kurang lebih sepuluh tahun berkiprah dalam melayani anggotanya kini koperasi “Margi Rahayu “ telah eksis dengan  jumlah simpanan anggotanya kini telah mencapai1,5 Milyar  lebih. Simpanan sejumlah itu setiap harinya berputar untuk melayani anggota yang membutuhkan modal untuk berbagai macam usaha, diantaranya usaha perdagangan, tambak udang dan Bandeng, usaha garam rakyat dan kebutuhan lainnya.
“ Saat ini setiap harinya kami mengeluarkan pembiayaan untuk anggota  sekitar 30 juta lebih, jumlah itu setiap tahunnya akan terus bertambah , oleh karena itu pada tahun 2012 ini    kami akan menambah modal dengan mengajukan kredit pada Bank atau mengajukan pinjaman bergulir pada LPDB dibawah Kementrian Koperasi dan UKM , mudah-mudahan hal ini dapat terealisasi agar kami lebih prima dalam nelayani pembiayaan Anggota “ , ujar Hamzawi Anwar, BA Manager KSU “ Margi Rahayu” Kedungmutih
Dengan terus bertambahnya anggota maka kebutuhan akan modal juga harus bertambah , oleh karena itu agar anggota dapat terlayani semua maka fihaknya menerapkan system tunggu dalam pencairan pembiayaan. Pembiyaan yang diajukan tidak dapat langsung cair hari itu namun menunggu giliran setelah uang terkumpul dari angsuran anggota . Selain itu Koperasi juga harus menyiapkan sejumlah dana simpanan anggota yang diambil sewaktu-waktu .
Bertambahnya permintaan pembiayaan anggota maka manajeman harus mencarikan jalan keluar dalam rangka tersedianya modal untuk melayani anggota . Yang saat sudah keluar  lewat KUR ( Kredit Untuk Rakyat ) lewat BRI Cabang Demak sebesar Rp 200 Juta dan kini tinggal 110 juta , diharapkan setelah kredit ini cair pelayanan anggota lebih lancar , semua pembiayaan akan dapat dicover dari dana pinjaman tersebut.  Selain itu pengelola akan lebih focus  pada pelayanan pembiayaan kepada angota  , sedangkan simpanan anggota tidak menjadi satu-satunya penyediaan modal seperti ketika koperasi ini berdiri. Namun demikian koperasi tidak menutup diri untuk kerjasama pada semua fihak asal saling menguntungkan, seperti halnya kerjasama dengan BNI syariah dalam rangka menerima pembayaran Listrik dari masyarakat yang saat ini menggunakan system on line.
Zaenal Fathoni, Ama Pd Ketua KSU “Margi Rahayu”  menjelaskan, KSU “ Margi Rahayu” awal berdirinya memang ditujukan untuk meningkatkan perekonomian anggotanya , oleh karena itu fihaknya terus berupaya bagaimana anggota dapat terlayani dengan baik untuk pembiayaan maupun untuk penyimpanan. Anggota yang kekurangan modal untuk usaha dapat mengajukan pembiayaan kepada koperasi, begitu juga anggota yang mempunyai uang lebih dapat menyimpan pada koperasi. Margin  atau keuntungan koperasi adalah selisih bagi hasil yang diterima dari pengguna modal setelah dikurangi bagi hasil untuk pemilik modal dan biaya operasional.
Dari tahun ke tahun Sisa Hasil Usaha atau Margin yang didapatkan KSU “Margi Rahayu “   semakin  meningkat seiring dengan penambahan modal , SHU itu diterima anggota secara berimbang tergantung dari besar kecilnya simpanan dan bagi hasil yang masuk ke koperasi. Selain diberikan anggota dalam setiap tahun sekali dalam RAT ( Rapat Anggota Tahunan ), laba dari koperasi itu juga digunakan untuk pembelian inventaris kantor, diantaranya untuk pembelian computer, mebeler , kendaraan operasional dan perbaikan kantor.
“ Manfaat dari koperasi adalah membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan terdidik menurut posisisnya masing-masing. Diantaranya menjadi Manager, Kasir, tenaga lapangan dan juga tenaga lainnya bila koperasi tersebut mempunyai usaha yang lainnya misalnya bergerak dalam bidang jasa maupun perdagangan. Seperti di Koperasi ini paling tidak ada 5 tenaga kerja yang dapat ditampung , jika dikalikan ribuan koperasi ketemunya juga ratusan ribu orang yang bergerak dalam usaha koperasi ini “ , jelas Zaenal Fathoni yang setiap hari bekerja sebagai Guru SD menutup sua ( FM)

SLAMET SETYA BUDI,PEMOTONG RAMBUT YANG HANDAL

12-01-2012

KEDUNG MUTIH-Potong rambut atau tukang cukur saat ini merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilirik bagi yang mengaku dirinya pengangguran , betapa tidak meski hanya memotong rambut saja namun upah yang didapatkan cukup lumayan. Hal inilah yang mendorong Slamet Setia Budi warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ogah alih profesi karena setiap harinya mampu menangguk rupiah dari kepala-kepala yang di cukurnya.
Setiap hari paling minim dia mendapatkan order menggunduli, memendekkan , merapikan rambut kepala 6 – 5 , belum yang cukur jambang dan jenggot. Tarip yang ia patok setiap kepalanya Rp 3.000,- – 4.000,- dari anak kecil, dewasa, orang tua , pria atau wanita semua ongkos yang dikeluarkan sama rata. Jika hari-hari biasa pendapatan yang ia dapatkan 15 ribu – 21 ribu namun jika ramai seperti menjelang puasa atau hari raya pendapatannya bisa melonjang 30 ribu – 45 ribu rupiah , karena kebanyakan orang ingin tampil rapi di hari Raya Idul Fitri.
Di bilik sederhana dibelakang rumahnya ia menanti pelanggannya yang datang dari desa sendiri dan desa-desa sekitarnya. Selain sebagai tempat kerjanya sehari-hari yang berisi kaca besar , kipas angin kecil , meja kecil berisi peralatan cukur dari gunting manual dan electric dan kursi untuk pelanggan, dibagian belakang ia taruh bale-bale kecil untuk beristirahat . Maklum sampai saat ini ia masih njomblo alias belum punya gandengan sehingga kesehariannya ia habiskan dalam bilik cukur yang ia buat dari bambu dan papan bekas, agar kelihatan asri di depan biliknya itu ia taruh pot-pot yang berisi tanaman hijau dan kembang-kembang. Di samping pintu biliknya ia pasang waktu prakteknya yaitu jika pagi jam 08.00 – 15.00 dan malam jam 18.00 – 21.00 seperti layaknya waktu praktek dokter saja .
” Biar keren mas selain itu juga sebagai patokan untuk pelanggan yang datang kemari karena sering mereka datang pas saya tidak ada jadi ya mereka jadi kecewa berat , selain itu juga kami pasang bel ini yang berhubungan dengan rumah meski bilik ini terbuka kadang kami mengerjakan pekerjaan di rumah membantu orang tua . Jadi mereka tinggal ngebel aja saya langsung datang ”, ujar Slamet Setia Budi yang mengaku menjadi tukang cukur lima tahun lebih.
Slamet Setia Budi mengaku profesi menjadi tukang potong rambut ini bukan cita-citanya sejak dulu , karena setamat Madrasah Aliyah ia ingin merantau ke Jakarta seperti teman-temannya , namun sebelum kesampaian keinginannya musibah datang ia kecelakaan sehingga kakinya patah dan harus dirawat beberapa bulan di rumah sakit. Usai sembuh dari kecelakaan iapun mencoba mempraktekkan kebisaannya memotong rambut dari tetangga satu ke tetangga lainnya , karena merasa nyaman bekerja sebagai tukang cukur akhirnya ia bangun bilik kecil untuk melayani pelanggannya sehingga pelanggannya yang datang kepadanya.
Adapun ketrampilan potong rambut ia dapatkan dari melihat orang lain dengan seksama yang kemudian ia praktekkan sendiri , dari kreatifitasnya itu ia kini menguasai beberapa model potong rambut yang disukai anak-anak, remaja, sampai orang tua . Jika ada model baru potongan di televisi atau majalah iapun dengan cepat menyesuaikan model-model itu.
” Sekarang remaja-remaja yang cukur disini minta model-model potongan yang dilihat ditelevisi atau majalah, ya saya menyesuaikan dengan keinginan mereka, satu hasilnya bagus , yang lain ikut-ikutan jadi ya lumayan langganan saya bertambah terus”, cerita Slamet .
Ketika ditanya modal yang dikeluarkan untuk membuka usaha potong rambut ini , Slamet mengemukakan untuk peralatannya cukup murah paling beli gunting manual dan electric, semprot rambut, bedak , sikat rambut , pisau cukur , kain penutup dan sisir jika dihitung tidak lebih dari 1 juta rupiah . Untuk tempatnya tergantung bisa kontrak atau buat sendiri , dia dulu membuat bilik cukur itu kurang lebih menghabiskan 1 juta rupiah .
Sehingga dulu modal yang dikeluarkannya sekitar 2 juta rupiah itupun hutang dari kakaknya . Namun saat ini hutang itupun sudah dilunasinya , bahkan dari hasil potong rambut yang ia tekuni selama ini , Bisa membeli satu Unit Sepeda Motor . Iapun mempunyai tabungan harian yang ia simpan di Koperasi ” Margi Rahayu” desa Kedungmutih . Selain itu ia juga bisa mencukupi kebutuhan makan sehari-harinya dan kebutuhan lainnya seperti beli pakaian , jalan-jalan dan HP.
Ketika ditanya resep keberhasilannya sebagai tukang cukur, Slamet dengan rendah hati mengatakan semua usaha yang dijalankan harus telaten dan tidak patah semangat. Selain itu harus banyak belajar dan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu dia membuka selebar-lebarnya bagi rekan-rekan remaja yang juga ingin terjun menekuni usaha sebagai tukang cukur, selain modalnya kecil resiko kerugiannya juga sangat minim ini cocok bagi remaja yang saat ini baru tidak pekerjaan alias menganggur,
Ini hitung-hitungannya jika ingin membuka usaha potong rambut sederhana:
1. Untuk membeli peralatan Rp 1.000.000,-
2. Membuat tempat / kontrak Rp 1.000.000,-
Jumlah Rp 2.000.000
Penghasilan sehari-hari : Rp 30.000,- – 40.000,-
Jika sehari menabung Rp 10.000,- maka modal akan kembali dalam waktu 8 bulan .
Selamat mencoba. (FM)