translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

12 Jan 2012

Nelayan Desa Kedungmutih Demak , Perlu Perhatian Pemerintah

Musim hujan nelayan banyak istirahatnya karena laut ombak
Demak – Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak selain dikenal sebagai desa penghasil garam juga dikenal sebagai desa penghasil ikan , udang, rajungan dan kepiting. Hasil perikanan tersebut selain dari tambak dipinggir pantai juga ditangkap oleh para nelayan yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Setiap harinya mereka mengandalkan laut sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga , dari belanja harian, menyekolahkan anak sampai dengan memperbaiki rumah. Namun demikian penghasilan dari nelayan yang tidak menentu inilah yang menyebabkan penghidupan nelayan dari waktu ke waktu tidak ada peningkatan.
Selain rumah dan lingkungannya kelihatan kumuh , juga kehidupan anak-anaknya jauh dari kecukupan dan pendidikan merekapun masih rendah . Kebanyakan mereka paling tinggi hanya tamat SMP atau Madrasah Tsanawiyah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi biasanya mereka terkendala biaya. Penghasilan orang tua mereka sebagai nelayan habis dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan harian dan juga untuk operasional “miyang” ke laut sehari-hari. Jika beberapa hari laut ombak merekapun banyak yang memperbahurui hutang atau menggadaikan barang atau perhiaasan.
“ Ya gimana lagi hanya inilah pekerjaan saya nelayan . Jika laut sedang ramah tidak ombak kita bisa miyang untuk menangkap ikan namun jika musim hujan tiba seperti ini kita tidak berani melaut karena laut ombak. Ya terpaksa dirumah memperbaiki mesin perahu dan juga alat tangkap ikan “ ujar Nur Sohib (45) Ketua Kelompok Nelayan “ Barokah Laut “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak pada wartawan yang menemuinya.
Didampingi sekretaris kelompok Sabarudin Nursohib yang lebih lima belas tahun menjadi nelayan mengemukakan, selain persoalan penghasilan yang tidak menentu harga ikan juga cenderung turun jika musim baik sehingga meski mendapat ikan yang banyak penghasilan tidak seberapa. Akibatnya penghasilan mereka habis dipergunakan untuk operasional sehari-hari dan kebutuhan belanja . Oleh karena itu untuk memperbaiki alat tangkap , perahu dan mesin sering terabaikan , sehingga meski dalam kondisi seadanya perahu atau mesin dipergunakan untuk menangkap ikan kelaut.
Sehingga jika musim ombak besar , sering terjadi kecelakaan nelayan yang diakibatkan oleh kurang layaknya perahu mereka selain kondisinya sudah tua , juga terlalu kecil jika menerjang ombak. Selain itu persoalan lain adalah masih kurangnya cunggihnya alat tangkap ikan mereka yang kurang inovasi seperti nelayan daerah lain. Idealnya satu nelayan memiliki alat tangkap 2 atau 3 jenis yang dipergunakan untuk menangkap ikan menurut musim ikan keluar. Namun karena keterbatasan dana mereka biasanya mereka hanya memiliki a tau 2 jenis alat tangkap ikan , akibatnya penghasilan mereka tidak bisa maksimal.
“ Sampai saat ini kelompok kami belum tersentuh program pemberdayaan dari pemerintah khususnya sector perikanan dan kelautan , oleh karena itu kita mohon kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib kita nelayan di desa Kedungmutih ini agar mendapatkan BLM ( Bantuan Langsung Masyarakat ) untuk meningkatkan kesejahteraan kami “, harap Nursohib.
Sabarudin (48) Sekretaris Kelompok Nelayan “Barokah Laut” mengatakan anggota kelompoknya yang berjumlah 31 orang belum lama ini telah mengurus PAS untuk perahu mereka ke kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Demak. Dengan harapan ke depan jika tidak ada BLM anggota kelompoknya bisa mengajukan kredit kepada lembaga keuangan atau perbankan dengan modal Surat PAS perahu tersebut. Dengan kredit itulah mereka bisa meningkatkan pendapatan mereka dengan menambah alat tangkap dan juga perbaikan perahu agar layak untuk menagkap ikan ke laut.
Sementara itu Hamdan (56) Kepala desa Kedungmutih yang ditemui secara terpisah mengatakan , para nelayan warganya memang masih membutuhkan perhatian dari pemerintah . Untuk petani garam misalnya sudah ada program PUGAR ( Pemberdayaan Usaha Garamn Rakyat) , namun untuk nelayan belum ada program yang menyentuh sampai ke bawah . Akibatnya sampai saat ini kehidupan nelayan masih banyak yang dikategorikan miskin , karena penghasilan mereka dalam satu tahunnya tidak cukup untuk kehidupan layak.
“ Kalaupun disini ada nelayan yang rumahnya bagus-bagus itu bukan hasil dari menangkap ikan ke laut ,
namun hasil istri atau anak mereka sebagai TKW di Luar Negeri. Oleh karena itu kami mengharapkan sekali adanya bantuan pemerintah pada nelayan warga desa kami “, kata Hamdan. (Fatkhul Muin)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mas, kebetulan saya sedang meneliti demak, khususnya wilayah kepesisiran, salah satunya desa kedungmutih. Yang hasil akhirnya berupa strategi pengelolaan dan akan disampaikan oleh dinas perikanan keluatan dan lingkungan hidup.

Apa boleh saya tau, berapa jumlah total warga disana beserta nama, usia dan pekerjaannya mas?
trus saya juga punya kuesioner untuk dapat diisi jika berkenan, terkait bencana genang pasang yang melanda.

terima kasih sebelumnya.

semoga kedungmutih bisa kembali normal kembali, amiiiin

Posting Komentar