translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

24 Okt 2011

IMPLENG,SANGAT MEMBANTU WARGA KEDUNG MUTIH

Pada musim kemarau ini warga Desa Kedungmutih Kecamatan Wedung mengandalkan embung air untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian. Sejauh ini, mereka tidak terlalu risau akan kebutuhan air lantaran terbantu oleh keberadaan kolam raksasa berukuran 50 m x 87 m tersebut.
Menurut Kades Kedungmutih H Hamdan, keberadaan embung sangat membantu ribuan warga di sejumlah desa, termasuk warga desa yang berada di wilayah Kabupaten Jepara. Warga yang menggunakan air embung berasal dari Desa Kedungmutih, Kedungkarang, Menco dan Babalan, keempatnya berada di wilayah Kecamatan Wedung. Kemudian juga warga Desa Kedungmalang, Surodadi dan Panggung, ketiganya berada di wilayah Kabupaten Jepara. “Warga desa-desa tersebut rata-rata berjualan ikan di Pasar Kedungmutih. Setiap pagi dan sore, mereka mandi di embung ini,” ujar Hamdan.
Disampaikan, embung air di Desa Kedungmutih dibangun pada tahun 1953. Pada tahun 2009, Pemerintah Provinsi melakukan renofasi besar-besaran. Bangunan itu dilebarkan dan ditambah kedalamannya. Disekelilingnya juga dibangun pagar. Selain itu juga ditambah dengan 4 sumur dan 4 kamar mandi yang ditempatkan pada setiap pojok embung. “Tahun 2009, Pemprov Jateng mengalokasikan dana sebesar Rp 800 juta,” ungkap Hamdan.
Dia berpandangan bahwa saat ini embung tersebut kembali memerlukan perawatan. Karenanya, ia berharap pemerintah provinsi mengalokasikan dana lagi untuk keperluan normalisasi, pengecatan dan perbaikan pagar. “Untuk perawatan, Pemerintah Desa Kedungmutih setiap tahunnya sudah menganggarkan Rp 3 juta. Dana yang digunakan untuk melakukan itu bersumber dari hasil lelang pengelolaan pasar ikan. Dan karena embung butuh dana perawatan yang lebih besar, kami berharap uluran tangan pemerintah propinsi,” katanya. (Anang)

Ke-Jar Paket C “Al –Muttaqin” Kedungmutih Demak,

Suwarso, S Pd Ketua Penyelenggara Kejar Paket C " Al- Muttaqin"

Kelompok belajar paket C saat ini menjadi idola bagi remaja yang putus sekolah dan juga bagi siapapun yang ingin memiliki ijasah paket C setara SLTA , dengan ijasah ini mereka dapat melanjutkan kuliah atau bekerja. Keuntungan belajar di pendidikan kesetaraan Paket C ini tidak ada batasan umur sehingga berapapun umurnya jika telah mempunyai ijasah SLTP atau yang sederajat bisa mendaftarkan diri di kelompok belajar Paket C. Selain itu belajarnyapun tidak seperti sekolah formal yang pelaksanaannya seminggu full, namun di kelompok belajar setara paket C ini belajarnya hanya 3 hari itupun jamnya bisa diatur sehingga tidak akan menganggu pekerjaan.

“ Jadwal belajar di Pendidikan kesetaraan paket C Al-Muttaqin ini kami laksanakan seminggu tiga kali , sehingga mereka yang bekerja tidak terlalu terganggu dengan kegiatan belajar ini. Bahkan satu dua ada yang kami berikan dispensasi belajar sendiri di rumah dengan pemberian tugas khusus. Alhamdulillah hampir enam tahun ini kelompok belajar kami eksis menyelenggarakan pendidikan kesetaraan ini sampai dengan pelaksanaan Ujian Nasional “, ujar Suwarso ,S Pd ketua penyelenggara pendidikan kesetaraan Paket C “Al Muttaqin “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak pada “Ndeso” yang melihat dari dekat jalannya pendidikan Paket C.

Suwarso pada “Ndeso” mengemukakan, awal berdirinya pendidikan kesetaraan paket C ini didorong masih banyaknya lulusan SLTP yang tidak melanjutkan sekolah atau putus ditengah jalan karena kesulitan biaya . Padahal saat ini ijasah SLTA cukup vital bagi dunia kerja , sehingga banyak anak-anak desa yang gagal melamar kerja diberbagai perusahaan karena tiadanya ijasah SLTA tersebut. Selain itu ijasah ini juga dapat digunakan sebagai syarat untuk melawamar pekerjaan di instansi pemerin tah misalnya kepaladesa perangkat desa . Melihat hal itu dengan bantuan pengawas Dikmas maka dibentuklah kelompok belajar (Ke-jar) setara Paket C yang menampung lulusan SLTP ataupun siswa SLTA yang putus ditengah jalan karena berbagai hal. Berdirinya Kejar Paket C “ Al-Muttaqin” ini mendapat respon yang cukup besar bagi masyarakat Kedungmutih dan sekitarnya hanya lewat “gethok tular “ sekitar 40 siswa mengikuti kegiatan pembelajaran perdana.

“ Selain anak-anak muda banyak juga perangkat desa yang sudah cukup umur mengikuti pendidikan kesetaraan paket C ini , selain warga Demak sendiri ada juga warga Jepara, Kudus dan Semarang yang mengikuti kegiatan pembelajaran di “ Al-Muttaqin “ ini. Untuk tahun ini peserta yang belajar disini ada 23 siswa “, tambah Suwarso.

Kuliah dan Kerja

Meskipun pendidikan kesetaraan ,namun ijasah Paket C ini dihargai sama dengan ijasah formal SMA ini terbukti lulusan dari Kejar “ Al- Muttaqin “ ini selain diterima diperusahaan swasta banyak pula yang melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi sampai menggondol gelar Sarjana. Bahkan dari lulusan tersebut ada yang diterima menjadi PNS dan juga anggota Dewan kabupaten , sedangkan yang menjadi perangkat jumlahnya puluhan orang. Oleh karena pentingnya ijasah SLTA itulah maka penyelenggara kelompok belajar “Al-Muttaqin “ setiap tahun ajaran baru menginformasikan kepada khalayak tentan pendaftaran siswa baru. Dengan harapan mereka yang belum mempunyai ijasah SLTA tergerak untuk belajar kembali sehingga ke depan tidak akan ada penyesalan lagi karena mereka telah mempunyai ijasah.

Ketika di tanya masalah biaya , Suwarso yang juga guru SD Kedungmutih 1 ini menjelaskan , pembelajaran di kejar paket C ini adalah seperti pembelajaran formal yang waktunya tiga tahun , sehingga mereka yang belajar disini juga mengikuti kegiatan yang sama dengan sekolah formal. Ada ulangan harian , ulangan mid semester , ulangan semester dan juga ujian akhir sekolah dan juga ujian Nasional. Oleh karena itu siswa dibebani untuk biaya-biaya tersebut selain biaya untuk honor tutor , namun demikian biaya pembelajaran ditempatnya tergolong murah karena selama tiga tahun belajar di Kejar “Al-Muttaqin “ biaya yang dikeluarkan tidak lebih 2 juta rupiah. Biaya tersebut dilakukan dengan angsuran disesuaikan dengan kemampuan warga belajar , yang terpenting ketika usai pelaksanaan ujian Nasional dan siswa memperoleh ijasah maka pembayaran bisa diselesaikan.

“ Kadang-kadang biaya yang cukup minim itu masih ada satu dua warga belajar yang kesulitan, sehingga kami sebagai pengelola mencarikan jalan keluar bagaimana kegiatan pembelajaran di kejar Paket C “ Al-Muttaqin” ini bisa berlangsung dengan lancar. Namun Alhamdulillah sejak tahun 2005 kami membuka kegiatan ini sudah 182 lulusan yang kami hasilkan kami turut senang jika mereka bisa melanjutkan kuliah atau mendapatkan pekerjaan yang layak”,ujar Suwarso menutup sua dengan “Ndeso”. (FM)

Jami’yah Uswatun Hasanah Kedungmutih , Do’a Bersama Abah Dimyati Rois

Demak – Jam’iyah Uswatun Hasanah Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak Ahad Malam ( 25/9/2011) menggelar acara Istighosah Kubro bersama Abah KH. Dimyati Rois kyai khos dari Kaliwungu Kendal. Acara yang bertempat di bekas pasar lama desa Kedungmutih diikuti ratusan jamaah yang datang dari desa sekitar Kedungmutih. Diantarnya ada yang datang dari desa Babalan , Menco, Kedungkarang , Kendalasem , Mutih Kulon-Wetan dan juga Jungpasir kecamatan Wedung. Selain itu ada pula yang datang dari desa Kedungmaang, karangaji, Panggung, Surodadi dan Tedunan Kecamatan Kedung kabupateb Jepara.
“ Tujuan diadakannya Istighosah Kubro ini selain sebagai ajang silaturrahim , juga sebagai ajang do’a bersama demi keamanan, keselamatan dan ketentraman bangsa dan negara Indonesia “, ujar Tobiurohman yang mewakili para panitia.
Selain do’a bersama Abah lanjutnya , yang hadir disini juga akan mendapatkan tausiyah singkat dari beliau yang merupakan Ulama yang saat ini fatwanya banyak diharapkan semua umat. Oleh karena itu jika ada hal-hal yang kurang berkenan dalam pelaksanaan acara pada malam itu . Dia yang mewakili teman-teman Jam’iyah Uswatun Hasanah memohon maaf yang sebesar-besarnya .
“ Meski acara ini sudah kami gagas lima tahun yang lalu namun karena panitia semua manusia biasa jika ada kekurangan kami mohon maaf kepada semua fihak “ tambahnya.
Menurut panitia yang menjemput Abah , rombongan berangkat dari Kaliwungu usai shalat Isya’ dengan perjalanan yang lancar sampai di Kedungmutih sekitar pukul setengah sepuluh yang telah ditunggu oleh para murid beliau . Setelah beramah tamah sejenak , Abah Dim naik ke panggung Istighosah sekitar pukul sepuluh malam yang telah ditunggu ratusan jamaah yang duduk diatas tikar ,dari anak-anak, remaja ,sampai dengan dewasa baik putra maupun putrid. Mereka memadati tempat istighosah sekitar bekas pasar lama Kedungmutih serta jalan dan gang sekitarnya.
Abah Memimpin Do’a
Dengan membaca bacaan Istighosah yang disediakan panitia dalam wujud kertas lembaran mereka mengikuti bacaan-bacaan Istighosah  yang dipandu langsung oleh Abah Dimyati Rois dan juga rombongan dari Kaliwungu . Dengan bacaan yang khidmat dan mendayu-dayu sekitar satu jam para jamaah diajak untuk berdo’a bersama memohon keselamatan , ketentaraman kepada Allah SWT . Sehingga dalam jangka waktu satu jam suasana kelihatan khusuk dari depan sampai dengan belakang . Setelah hampir satu jam beristighosah acara dilanjutkan do’a penutup oleh Abah Dim yang sebelumnya diberikan tausiyah singkat .
Dalam Tausiyah singkatnya di hadapan ratusan peserta istighosah beliau mengemukakan, bahwa Allah maha pemurah oleh karena itu kita setiap waktu di harapkan berdo’a dalam rangka memohon ridhonya. Salah satunya adalah dengan cara shalat lima waktu , karena dalam shalat itu terkandung do’a secara universal mulai dari rejeki, kesehatan, kesempatan , dan permohonan lainnya semua ada di dalam bacaan sholat. Oleh karena itu jika kita melaksanakan shalat diharapkan benar-benar khusuk dan memahami isi bacaan shalat tersebut.
Namun demikian dalam rangka mewujudkan itu semua kita harus berihktiar secara dhohir dengan bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Sebagai contoh yang petani juga menanam padi seperti biasanya , yang tambak juga memelihara ikan dan udang , begitu pula yang berkebun juga menanam apa saja yang bermanfaat . Dengan cara itulah Allah akan mencukupi rejeki kita bersama , dengan dipadukan ibadah sebagai kewajiban kita bersama seperti shalat lima waktu yang benar-benar dihayati makna dan isinya.
“ Oleh karena itu yang hadir disini kita do’akan bersama agar rejekinya lancar dan bisa beribadah haji ke Mekah Medinah “, ucap Mbah Dim yang diamini seluruh hadirin yang hadir dalam Istughisah Kubro bersama Jam’iyah Uswatun Hasanah Kedungmutih.
Acara Istighoshah Kubro yang khusu’ tersebut diakhiri dengan selamatan nasi yang ditempatkan dalam nampan-nampan yang sediakan panitia untuk semua peserta Istighosah. (FM)

TVKU dan PERTAMINA Bantu Air Bersih



Demak- Kekeringan yang melanda kawasan  kabupaten Demak membuat sebagian warga desa kesulitan memenuhi kebutuhan air bersihnya. Selain simpanan air bersih habis , mereka juga harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli air harian mereka. Bagi keluarga yang mampu hal itu tidak membuat kesulitan karena ada uang untuk membeli , namun bagi keluarga miskin hal ini cukup merepotkan karena harus anggaran ekstra untuk membeli air.
Hal inilah yang membuat TVKU salah satu stasiun televisi swasta di Semarang mengandeng Pertamina Jawa Tengah melincurkan  program  “PERTAMINA PEDULIl” dengan memberikan bantuan air bersih kepada desa yang mengalami kekeringan. Selain desa pesisir di kecamatan Wedung seperti desa Kedungmutih dan Kedungkarang juga desa di kecamatan Sayung. Bantuan air bersih lewat tangki-tangki itu diharapkan dapat membantu mereka utamanya keluarga yang kurang mampu akan tersedianya air bersih.
“ Ide awal peluncuran program ini adalah dari pemberitaan kita tentang kekeringan yang melanda desa-desa dan sulitnya air bersih yang mereka dapatkan. Akhirnya kita menggandeng PERTAMINA untuk mewujudkan program ini. Selain kabupaten Demak kami juga mengadakan hal yang sama di daerah Purwodadi “, ujar Ismail dari TVKU Semarang selaku coordinator “Pertamina Peduli” pada kabarseputarmuria di desa Kedungmutih Selasa (4/10/2011).
Ismail mengemukakan , bantuan air bersih diharapkan dapat membantu warga yang kesulitan memenuhi air bersih . Pada tahap awal ini ia mengandeng Pertamina , namun untuk selanjutnya ia berharap vendor-vendor lain bisa berpartisipasi dengannya untuk membuat acara yang sama . Meski pada tahap awal ini baru beberapa desa sebagai ajang pemberian bantuan air bersih , namun fihaknya optimis untuk waktu yang akan datang desa-desa yang lain akan mendapat giliran.
Hamdan ditengah warganya
“ Ya pada hari ini kita membagikan air bersih kepada warga desa Kedungmutih 10 Tangki , bekerjasama dengan pemerintahan desa air tersebut kita bagikan di beberapa titik agar bisa merata“,tambahnya
Sementara itu Kepala Desa Kedungmutih Hamdan yang ditemui mengatakan, desanya sejak 4 bulan yang lalu mengalami kekeringan sehingga kebutuhan air bersihnya membeli dari daerah Jepara. Dengan adanya bantuan air bersih dari “Pertamina dan TVKU “ diharapkan dapat meringankan warganya yang kesulitan air bersih. Selain itu fihaknya membuka selebar-lebarnya pada vendor lainnya yang ingin memberikan bantuan air bersih kepada warganya . Air bersih bagi warganya saat ini merupakan kebutuhan vital utamanya dari golongan kurang mampu .
“ Kita mengucapkan terima kasih atas bantuan air bersih dari “Pertamina dan TVKU” , mudah-mudahan yang lain menyusul . Bagi yang mampu hal ini kurang berarti namun bagi keluarga yang kurang mampu bantuan ini sangat berarti “, kata Hamdan. (FM)

Muchsin 30 Tahun Lebih Jadi Perangkat Desa Tanpa Pensiun

13179572491100299969
Lebih 30 tahun Muchsin mengabdikan tenaganya disini



Demak – Bagi Muchsin (60) mantan perangkat Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak sumpah jabatan adalah hal yang utama. Oleh karena itu semenjak dilantik menjadi perangkat desa ia menunaikan kewajibannya dengan baik, sehingga selama lebih tiga puluh tahun mengabdi kepada desa ia merasa enjoy sampai dengan masa pensiunannya datang. Sedangkan haknya menerima bengkok atau gaji merupakan kerja kerasnya dalam rangka melayani dan mengabdi kepada pemerintah dan masyarakat. Dengan bekerja baik dan ikhlas maka bengkok atau gaji yang ia dapatkan dapat barokah untuk menghidupi keluarganya.
“ Itulah resep yang saya jalankan selama lebih 30 tahun mengabdi menjadi perangkat , Tugas dan kewajiban adalah hal yang utama kita jalankan. Sedangkan hak itu kita nikmati setelah tugas dan kewajiban itu kita jalankan “, aku Muchsin pada kabarseputarmuria yang menemuinya Jum’at (7/10/2011)
Muchsin mengemukakan , sebelum terjun menjadi perangkat desa lebih dulu ia mengabdikan tenaganya sebagai petugas Hansip sekitar tahun 1961. Tugas Hansip yang komplek itu disandangnya dengan penuh sukarela meski honor yang didapatkan dari desa tidak menentu. Jika ada acara seperti mengamankan orang punya kerja , mengamankan pemilu dan acara lain dia sering mendapatkan honor . Namun jika tidak ada acara dia tidak mendapatkan hasil , namun semua itu dijalani dengan suka hati. Meski kadang dalam hati juga merasa kurang bersemangat karena tidak ada imbalan.
“ Pekerjaan Hansip itu saya jalani lebih 15 tahun , setelah itu ada kekosongan perangkat desa maka sayapun melamar . Alhamdulillah berkat pengabdian saya menjadi Hansip lawan yang akan itu melamar mengundurkan diri . Akhirnya saya bisa dilantik menjadi perangkat desa “, kenang Muchsin.
13179573621375435296
Muchsin pensiunan yang tidak mendapatkan gaji
Setelah diangkat menjadi perangkat desa iapun memperoleh gaji berupa tanah bengkok yang digarapnya sebagai lahan penghasilannya untuk keluarga. Pada waktu menjabat tanah bengkok yang ia dapatkan jika disewakan laku Rp 500,- , namun sekarang tanah tersebut jika disewakan laku 12 juta rupiah setahunnya. Sehingga gaji yang ia terima sebelum masa pensiun setiap bulan kurang lebih 1 juta rupiah , di tambah tunjangan dari pemerintah setahunnya sekitar 3 juta rupiah. Namun setelah menjalani masa pensiun ini ia kehilangan penghasilan , sehingga kebutuhan sehari-harinya ia mengharapkan bantuan dari anak-anaknya.
“ Meski tidak mendapatkan pensiun saya sangat bersyukur karena bisa menjalani pengabdian ini tanpa cacat , mudah-mudahan pengabdian ini menjadi amal baik saya “, tambah Muchsin.
Ketika ditanya apa ada keinginan anaknya melakoni pekerjaan menjadi perangkat desa, Mucsin yang sekarang aktif menjadi guru Madrasah Diniyah mengatakan tergantung anaknya. Jika mempunyai keinginan maka dipersilakan mendaftarkan diri jika ada lowongan pendaftaran perangkat desa. Namun di hati yang paling dalam ia mengharapkan satu anaknya dapat meneruskan pengabdiannya di desa untuk menjadi perangkat seperti dirinya.
Muchsin adalah salah satu contoh dari ribuan mantan perangkat desa di Indonesia yang dalam kesehariannya tidak mendapatkan pensiun setelah sekian lama menjabat sebagai perangkat desa, Bagi pejabat yang pada waktu masih bekerja mendapatkan bengkok yang layak , pasti mereka mempunyai tabungan untuk masa pensiun . Namun jika bengkoknya tida layak maka hal ini akan membuat masalah tersendiri bagi mereka para pensiunan perangkat desa.(FM)

Lelangan Sewa bondo Masjid Kedungmutih Demak Capai 85,8 Juta Rupiah

Suhari S Pdi memimpin jalannya lelangan
Demak – Usai shalat Jum’at kemarin (7/10/2011) telah berlangsung lelangan bandha Masjid Jami’ “ Baitul Makmur “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Lelang yang dihadiri sekitar 100 orang berlangsung tertib dan lancar dan  menghasilkan uang senilai Rp 85,8 juta rupiah . Uang tersebut selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan Masjid , diantaranya untuk melanjutkan pembangunan kubah masjid dan juga keperluan operasional masjid lainnya. Lelangan sewa Bandha masjid tersebut terdiri dari tiga blok tanah pergaraman yaitu Legok, Suaru dan Berasan.
“ Acara lelangan sewa banda Masjid ini rutin dilaksanakan setiap 1 – 2 tahun sekali tergantung dari keperluan Masjid , jika mendesak maka tanah itu dilelangkan dengan waktu yang panjang 2- 3 tahun namun jika tidak ada kebutuhan maka dilelangkan satu tahun sekali. Untuk lelangan tahun ini pengurus mematok waktu 2 tahun “, ujar H. Yusuf Ketua pengurus Masjid Jami’ “Baitul Makmur”.
peserta lelang
Dikatakan , Hasil dari lelangan sewa bandha masjid ini seluruhnya dipergunakan untuk kepentingan operasional dan pembangunan Masjid . Diantaranya yang cukup banyak menyedot dana adalah penyelesaian kubah masjid yang mencapai lebih dari 500 juta rupiah . Mengandalkan dari jariyah warga sampai saat ini baru terkumpul dana separoh kurang ,oleh karenanya pengurus mengambil inisiatif untuk memberikan dana dari lelangan sewa bandha masjid. Diharapkan dengan tambahan dana dari pengurus itu pembangunan masjid yang hampir sepuluh tahun berjalan itu bisa secepatnya rampung. “ Alhamdulillah lelangan hari ini berjalan dengan lancar , dengan perolehan 85 juta lebih jika dibandingkan tahun yang lalu ada kenaikan sekitar 20 persen “, tambah Haji Yusuf.
Sementara itu Muchsin Mn bagian pendanaan panitia pembangunan Masjid mengemukakan, kubah masjid yang saat ini dalam tahap penggarapan direncanakan menghabiskan biaya lebih dari 500 juta yang terbuat dari panel galvalum. Dana yang terkumpul dari masyarakat baru 200 juta lebih sedikit , oleh karena itu fihaknya terus mencari dana agar kekurangannya 300 juta lebih bisa terpenuhi. Selain terus menarik dana yang telah dijatahkan masing-masing warga setiap seminggu sekali , juga mencari terobosan baru agar dana pembangunan kubah cepat terlunasi.
Hasil perolehan lelangan
Dalam musim garam tahun ini diharapkan jatah jariyah warga yang telah disepakati bisa segera dilunasi . Oleh karena itu panitia setiap waktu mengadakan penarikan garam ke lahan-lahan warga untuk menutup kewajiban jatah mereka. Meskipun hal ini cukup memberatkan panitia , namun hal itu merupakan salah satu cara agar masyarakat sadar akan kewajibannya memenuhi jatah infaq mereka kepada masjid. Tanpa kerja keras panitia hal itu sulit terpenuhi yang mengakibatkan pembangunan masjid tidak kunjung selesai.
“ Ya kami mohon kesadarannya pada warga terutama penggarap garam  untuk segera melunasi jatah mereka, jika mereka semua sadar untuk melunasinya saya yakin kubah masjid ini bisa terselesaikan dengan cepat “, tambah Muchsin Mn. (FM)

Bhayangkari Demak Bantu Air Bersih Di Desa Pesisir

Air bersih bantuan istri-istri POLRI Demak
Demak – Dalam rangka memperingati HUT Bhayangkari ke 59 , organisasi yang beranggotakan istri POLRI ini memberikan bantuan air bersih ke dua desa pesisir kecamatan Wedung kabupaten Demak yaitu desa Kedungmutih dan Kedungkarang. Tujuan dari pemberian bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga pesisir yang sedang tertimpa kekeringan  . Selain itu juga wujud kepedulian organisasi ini pada sesama yang harus saling membantu. Oleh karena itu diharapkan bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya utamanya warga yang sangat membutuhkan air bersih . Meskipun jumlahnya tidak banyak diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“ Ini adalah salah satu kegiatan kita dalam rangka memperingati hari Bhayangkari, selain anjangsana ke panti jompo , penanaman pohon dan juga anjangsana ke warakawuri. Mudah-mudahan bantuan ini diterima dengan baik “, ujar Ibu Uci Sigit Widodo ketua rombongan pada kabarseputarmuria Sabtu (8/10/2011).
Dikatakan oleh Uci , Desa Kedungmutih dan Kedungkarang dijadikan sasaran bantuan karena setiap musim kemarau panjang desa ini kekurangan air bersih karena belum adanya sambungan PAM. Oleh karena itu jika kemarau tiba simpanan air bersih warga habis ,selanjutnya mereka membeli dari daerah Jepara . Bagi keluarga mampu mereka tidak kesulitan untuk membelinya , namun mereka yang tidak mampu hal ini merupakan hal yang meberatkan . Oleh karena itu fihaknya memberikan bantuan air bersih setiap desa masing-masing 2 tangki , diharapkan air bersih ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Rombongan bergambar bersama
Hamdan Kepala desa Kedungmutih menyambut gembira dan terima kasih atas kepedulian ibu-ibu keluarga POLRI Demak yang telah memberikan bantuan air bersih kepada warganya. Air bersih tersebut bagi warganya sangat dibutuhkan dikala musim kemarau panjang , utamanya dari keluarga miskin yang setiap hari harus mengeluarkan uang untuk membeli air. Oleh karena itu diharapkan selain kepedulian ibu-ibu istri POLRI ini juga ada fihak lain yang terus memberikan bantuan air bersih pada warganya disaat musim kemarau panjang seperti ini.
“ Beberapa hari yang lalu PERTAMINA juga memberikan bantuan air bersih , hari ini istri-istri POLRI Demak mudah-mudahan untuk selanjutnya ada fihak-fihak lain lagi yang peduli pada warga kami yang kesulitan air bersih pada kemarau saat ini “, ujar Hamdan  disela-sela menerima rombongan .
Dikatakan oleh Hamdan , desanya  juga mengharapkan adanya solusi untuk mengatasi kekeringan atau kekurangan air bersih dikala musim kemarau dengan cara menyambungkan pipa air bersih ke desanya. Sehingga warganya jika musim kemarau tidak selamanya mengharapkan bantuan air bersih terus menerus karena rumah mereka telah tersaluri air bersih . Dengan cara itulah maka kesulitan air bersih di desa akan bisa teratasi jika musim kemarau tiba. (FM)

Hamdan, Kepala Desa Yang Mengelola Pabrik Garam

Hamdan dan Produk Garam iodium
Demak – DMC : – Jabatan Kepala Desa bagi Hamdan (56) adalah suatu amanat yang harus dijalankan untuk memberdayakan warganya. Oleh karena itu dalam kesehariannya selain menjabat sebagai orang nomor satu di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak dia juga sebagai Ketua Kelompok “ Lancar Sejahtera” yang bergerak dalam usaha garam rakyat. Selain memproduksi garam iodium untuk konsumsi , juga berdagang garam untuk kebutuhan industry dan rumah tangga. Namun demikian kesibukannya dalam  mengelola garam iodium tidaklah menganggu kewajiban utamanya sebagai aparat pemerintah yang harus melayani warganya. Justru dalam mengelola pabrik garam iodium ini ia dia benar-benar memberdayakan warganya dalam hal ekonomi.
“  Selain beranggotakan 10 orang petani garam , pabrik kami juga mempekerjakan 10 – 15 tenaga kerja untuk pengolahan garam iodium . Belum lagi petani garam yang yang kami tampung hasilnya “, ujar Hamdan pada wartawan yang menemui di pabriknya Minggu (9/10/2011).
ukuran 150 gr
Hamdan memaparkan berdirinya pabrik garam yang ia kelola berawal dari desakan petani garam kepada pemerintah agar di kabupaten Demak berdiri sebuah pabrik garam karena Demak merupakan penghasil garam rakyat yang cukup besar. Usulan tersebut ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan dikeluarkannya bantuan berupa bangunan pabrik pada akhir tahun 2008,sedangkan tanah milik kelompok . Sedangkan peralatan untuk pengolahannya bantuan dari Dirjen Kimia Agro Kantor Kementrian Perindustrian dan Perdagangan Pusat. Untuk operasionalnya berupa pembelian bahan baku , bahan bakar , tenaga kerja , biaya pemasaran semua hasil dari urunan anggota sejumlah 10 orang .
“ Pada awalnya perjalanan pabrik garam ini penuh rintangan karena ini baru pertama , sehingga biaya pemasaran dan juga publikasinya membutuhkan biaya yang cukup besar. Namun saat ini kami telah memiliki daerah pemasaran tersendiri yaitu Subang, Kuningan, dan Indramayu Jawa Barat. Selain itu kami juga terus membuka daerah pemasaran baru , dam juga membuka selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin bekerja sama memasarkan garam iodium kami “, tambah Hamdan.
Ukuran 250 gr
Hamdan memaparkan berdirinya pabrik garam yang ia kelola berawal dari desakan petani garam kepada pemerintah agar di kabupaten Demak berdiri sebuah pabrik garam karena Demak merupakan penghasil garam rakyat yang cukup besar. Usulan tersebut ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan dikeluarkannya bantuan berupa bangunan pabrik pada akhir tahun 2008,sedangkan tanah milik kelompok . Sedangkan peralatan untuk pengolahannya bantuan dari Dirjen Kimia Agro Kantor Kementrian Perindustrian dan Perdagangan Pusat. Untuk operasionalnya berupa pembelian bahan baku , bahan bakar , tenaga kerja , biaya pemasaran semua hasil dari urunan anggota sejumlah 10 orang .
“ Pada awalnya perjalanan pabrik garam ini penuh rintangan karena ini baru pertama , sehingga biaya pemasaran dan juga publikasinya membutuhkan biaya yang cukup besar. Namun saat ini kami telah memiliki daerah pemasaran tersendiri yaitu Subang, Kuningan, dan Indramayu Jawa Barat. Selain itu kami juga terus membuka daerah pemasaran baru , dam juga membuka selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin bekerja sama memasarkan garam iodium kami “, tambah Hamdan.
Saat ini produk garam iodium bermerk “ lumba-lumba” terdiri dari dua ukuran kemasan 150 gr dari pabrik harganya Rp 300,- dan berukuran 250 gr harganya Rp 400 rupiah. Selain  itu pabrik juga memproduksi garam krosok local berodium dengan ukuran 1 Kg seharga Rp1.000,- yang telah dibungkus dengan rapi. Fihaknya juga menyediakan pembelian garam iodium dengan ukuran besar mempergunakan zak-zak besar , sehingga bisa dipaking lagi di tempat yang membutuhkan. Keunggulan garam merk lumba-lumba ini murni produk local sehingga rasanya lebih enak jika dibandingkan dengan produk yang sama yang kebanyakan dicampur garam import.
Dengan adanya pabrik garam bermerk lumba-lumba ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat utamanya para petani garam yang ada didesa Kedungmutih , selain garam bisa dibeli dengan harga yang bagus juga membuka lapangan pekerjaan bagi keluarga mereka. Misalnya dengan bekerja di pabrik sebagai tenaga angkut , tenaga pengolahan  dan juga tenaga pembungkusan garam iodium. (FM)

MISBAKHUL AZMI YUSRON (BA'UNG)

1318901269703403789
Misbakhuk dengan motor bututnya


Demak – Bagi sebagian orang kekeringan atau musim kemarau adalah suatu musibah utamnya di desa-desa yang rawan air bersih .Sehingga jika musim kemarau tiba mereka kesulitan memenuhi air bersihnya karena sumur atau tendon air telah habis. Namun bagi para penjaja air kekeringan adalah rejeki mereka , dari menjajakan ir itulah mereka dapat penghasilan yang bisa menopang hidup mereka sehari-harinya. Dengan modal sepeda atau sepeda motor dan jrigen-jrigen untuk wadah air mereka memenuhi kebutuhan air warga sehari-harinya.
“ Ya jika sedang ramai saya bisa tiga puluh kali mensuplai air bersih ke rumah warga , namun jika di rata-rata ya dua puluh kali kita bisa membawa 4 jrigen air ini . Setiap jrigen kita dapat upah Rp 1.500,- dan kita beli pada warung air setiap jrigennya Rp 500 “, tutur Misbakhul Azmi (35) warga desa Kedungmutih yang setiap hari ider air keliling kampung Selasa (18/10/2011).
Misbakhul mengaku dengan modal motor bututnya itu dia sudah empat tahunan menekuni profesi sebagai tukang jaja air di musim kemarau , sedang air yang ia jajakan biasanya ngebon dulu pada warung air di daerah Jepara. Sehingga modal yang ia butuhkan sehari-harinya cukup bensin untuk menjalankan motornya dan juga olie dan servis jika motornya rusak. Setiap pagi hari dia keluar dari rumahnya dengan membawa 4 jrigen air berkapasitas 25 liter yang ia taruh dalam keranjang kayu yang ia buat dibelakang jok motornya.
Jrigen –jrigen kosong ia isikan ke warung air di desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara yang memang disediakan pemerintah untuk mensuplai kebutuhan air warga disaat kekeringan. Di sana ia harus antri dengan sesama penjaja air lainnya yang juga mengisi jrigen-jrigen mereka yang juga dijajakan ke desa yang dilanda kekeringan . Selain desa Kedungmutih , mereka juga menjajakan air ke desa Babalan, Kedungkarang dan Menco karena desa tersebut belum tersambung pipa PDAM . Di desa-desa itulah para penjaja air menangguk Rejeki di kala musim kemarau atau kekeringan tiba.
“ Kalau musim penghujan tiba saya kerja buruh-buruh atau mencari ikan ke laut sebagai Nelayan, upah dari menjajakan air ini cukup lumayan , sehari jika sampai siang bisa menghasilkan Rp 30 – 40 ribu bersih namun jika pagi hari saja Rp 25 ribu bersih juga dapat”, aku Misbakhul Azmi.
13189014351435299534
Selain Misbakhul masih ada beberapa orang lagi yang berprofesi sebagai penjaja air di kala musim kemarau tiba dan itu terjadi sudah puluhan tahun yang lalu . Usulan warga untuk tersambungnya pipa PDAM sejak lama dilontarkan belum ada sampai sekarang dengan alasan tidak adanya air baku yang mensuplai ke desa pesisir ini . Sumber air tawar yang ada hanya di kabupaten Jepara dan permintaan penyambungan air dari kabupaten Jepara belum bisa terpenuhi dikarenakan wilayah yang berbeda . Solusinya pemerintah daerah kabupaten Jepara membangun warung air di desa Kedungmalang yang kemudian airnya di jual kepada penjaja air yang selanjutnya dipasok ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.
“ Kita berharap pemerintah daerah Kabupaten Demak bisa bergandeng tangan dengan pemerintah kabupaten Jepara agar menyambungkan pipa air bersih dari desa Kedungmalang ke desa Kedungmutih , toh tempatnya tidak . Sehingga desa Pesisir di kabupaten Demak ini bisa merasakan air bersih sehingga tidak membeli air bersih setiap hari kepada para penjaja air yang harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan menyambung pipa PDAM secara langsung :, ujar Fatkhul Muin tokoh masyarakat desa Kedungmutih yang juga pengelola blog “Pusat Informasi Masyarakat Pesisir”. (FM)

Terasi Produksi Kedungmutih Demak

Terasi setengah jadi siap kirim
Demak – DMC : Desa Kedungmutihh kecamatan Wedung kabupaten Demak selain dikenal sebagai sentranya Garam , juga sebagai pemasok hasil laut. Selain berbagai jenis ikan , udang dan kepiting juga dikenal sebagai desa penghasil terasi yaitu bumbu masak tradisional yang berbahan baku ikan, udang, rebon dan reket. Terasi dari desa Kedungmutih selain dikenal enak rasanya juga harganya lebih murah jika dibandingkan dengan yang lain . Karena keaslian dan kelezatannya itulah maka terasi yang khusus berbahan baku udang rebon dan reket ini harus dipesan lebih dahulu .
“ Kalau yang berbahan ikan giling seperti ini setiap waktu kami selalu ada bahkan pasokan kami cukup banyak karena setiap minggu sekali kali kirim bahan terasi ini ke daerah Lasem Rembang untuk diolah lagi menjadi terasi jadi “, ujar Shofyan (55) pengusaha pengeringan ikan dan terasi pada kabarseputarmuria yang menemuinya di braknya Rabu ( 19 /10/2011)
Shofyan yang didampingi anaknya Jumadi (25) mengatakan , terasi berbahan baku udang Rebon dan reket ini selain dikenal enak rasanya juga jarang yang memproduksi karena bahan bakunya setiap waktu belum pasti ada. Sehingga pada musim-musim rebon dan reket ini keluar maka dia membeli sebanyak-banyaknya untuk di jemur sebagai bahan baku terasi kualitas nomor satu . Rebon dan reket kering tersebut diolah dengan ditambah bahan-bahan lain seperti gula, garam dan ramuan lainnya sehingga menjadi terasi super yang enak rasanya .

Terasi Super
Ditingkat pengepul harga terasi berbahan baku udang rebon dan reket ini harganya berkisar  Rp 35 ribu – 40 ribu setiap kilonya , namun ditingkat pengecer di pasar-pasar tradisional harga terasi kualitas baik ini bisa sampai Rp 60 ribu – 75 ribu setiap kilogramnya.  Namun demikian terasi jenis super ini tidak ada di sembarang pasar tradisional , kebanyakan terasi yang beredar di pasar tersebut kebanyakan berbahan baku gilingan ikan kering yang dicampur dengan terasi super . Ciri yang mudah untuk membedakannya yaitu warna terasi super cukup khas yaitu berwarna abu-abu gelap , namun jika terasi biasa warnanya kuning kemerah-merahan.
“ Terasi kualitas biasanya warnanya kuning kemerah-merahan , karena bahan bakunya dari ikan kering yang digiling halus dan dicampur bahan lainnya, nah terasi seperti itulah yang setiap waktu ada karena pasokan ikan kering setiap hari selalu ada “, tambah Shofyan sambil menunjukkan tumpukan zak plastic berisi ikan kering.
Selain  membuat terasi , shofyan juga mengolah  berbagai jenis ikan kering baik asin maupun tawar yang dibeli dari para nelayan disekitar desanya . Ikan- ikan basah itu dikeringkan menurut jenisnya masing-masing , setelah jadi ikan tersebut selain diambil para pengepul ,juga di pasarkan sendiri ke daerah Pati , Rembang dan juga Semarang . Setiap seminggu dua kali ia kirim ikan kering ke pengepul langganannya dengan kendaraan truk kecil berkapasitas 4- 5 ton. Ikan-ikan kering darinya cukup diminati oleh para pengepul disana yang selanjutnya untuk diolah kembali atau dijual ke pasar-pasar tradisional di sana.Untuk pemasaran ikan kering ini tidak ada kendala sama sekali.
Udang Rebon Bahan baku terasi
Ketika ditanya kendala lain yang menghadapinya adalah kurangnya modal untuk perputaran barang dagangan , terutama jika produksi ikan nelayan sedang banyak karena ketersediaan modal kurang meski harganya murah tidak bisa ambil dagangan. Selain itu juga faktor cuaca terutama jika musim hujan tiba produksi ikan banyak namun kesulitan untuk mengolahnya karena panas matahari yang kurang. Oleh karena itu dia mengharapkan adanya bantuan pembinaan dari pemerintah agar usaha yang dirintisnya puluhan tahun yang lalu terus bisa berjalan dengan baik.
“ Ya selain modal kami berharap adanya alat pengering ikan yang bisa dipergunakan dikala musim penghujan . Dengan adanya alat tersebut jika panas kurang kita terus bisa mengolah ikan . Tolong ini disampaikan pada pemerintah agar kami mendapat pembinaan agar usaha kami lancar”, harap Jumadi putra Sofyan pemilik usaha pengeringan ikan “Sopan Jaya “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak(FM)

KSU “ Margi Rahayu “ Kedungmutih Demak Usahanya Terus Bertambah


Demak – KSU “ Margi Rahayu “ Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak selain melayani simpanan dan pinjaman untuk anggotanya juga membuka loket pembayaran listrik untuk anggota dan juga masyarakat umum lainnya. Sistem PPOB itu telah berlangsung hampir 2 tahun dengan jumlah pelanggan mencapai 600 orang dan setiap waktu terus bertambah. Warga yang membayar listrik selain warga desa Kedungmutih sendiri , warga desa tetangga seperti Kedungkarang, Babalan ,Kedungmalang dan Kendalasem juga ikut membayar disini. Dengan adanya loket pembayaran ini selain KSU memperoleh tambahan pendapatan juga membantu warga mendekatkan tempat pelayanan sehingga mereka lebih efisien waktu dan juga biaya. Sebelum adanya loket di KSU “Margi Rahayu” mereka yang membayar listrik harus menambah biaya khusus pada kolektor di masing-masing desa. “ Kita mengharapkan ke depan warga yang membayar rekening listrik disini bisa mencapai 1000 orang , oleh karena itu setiap waktu kita mengadakan promosi ke desa-desa terdekat agar setiap waktu terjadi penambahan pelanggan “, ujar Hamzawi Anwar (49) Manager KSU “ Margi Rahayu” Sabtu (4/6/2011)
Adanya loket pembayaran listrik ini menurut Hamzawi Anwar adalah sebagai penambahan usaha koperasi selain simpanan , pinjaman dan juga gadai emas. Untuk ke depan usaha koperasi akan ditambah terus seiring dengan permintaan anggota dan juga masyarakat seperti yang akan di buka beberapa hari ke depan yaitu jual beli motor second ( bekas ) . Sedangkan untuk pembelian motor baru KSU” Margi Rahayu” telah menggandeng “ Yamaha “ kantor cabang Kalinyamatan dalam hal penjualan motor Yamaha secara kontan dan kredit.
Dengan adanya usaha-usaha baru ini diharapkan koperasi terus berkembang , tidak hanya usaha simpan pinjam saja namun usaha-usaha yang lain juga disentuh agar mampu melayani anggotanya dengan baik.
Di sector pergaraman KSU “ Margi Rahayu “ juga telah membentuk unit usaha garam rakyat yang diharapkan ke depan mampu menyejahterakan anggotanya khususnya para petani garam dalam rangka menampung hasil mereka jika panen raya. Kenyataan yang ada jika panen raya garam tiba harga ditingkat petani anjlok sehingga para petani tidak dapat menikmati manisnya hasil garam karena hasil yang banyak tidak ditunjang dengan harga garam yang baik. Agar harga garam bisa stabil dan tidak dipermainkan oleh para tengkulak maka koperasi harus bertindak untuk membeli garam dari para anggotanya yang kemudian disimpan dan dijuala nanti jika harga mulai beranjak naik.
“ Kami tidak ingin keuntungan hanya dinikmati para pengepul saja , oleh karena itu pada tahun 2011 atau 2012 ini KSU “ Margi Rahayu “ harus ikut membeli garam dari anggota atau petani yang lainnya. Jika nanti mendapatkan keuntungan tentunya para anggota akan merasakannya “, ujar Hamdan Pengawas KSU “ Margi Rahayu”.
Dengan pengelolaan usaha garam ke depan diharapkan kondisi KSU “ Margi Rahayu ‘ semakin solid dalam melayani anggotanya . Kini usaha simpan pinjam telah merambah ke luar kabupaten Demak setelah adanya perubahan Anggaran Dasar sehingga anggotanya telah menyebar ke kabupaten Jepara dan juga Kudus. Perkembangan koperasi ini bisa dilihat dari asset yang setiap tahun terus bertambah dan juga penambahan anggota setiap waktunya. (FM)

23 Okt 2011

MAKAM SUNAN KALIJAGA

Makam Sunan Kalijaga terletak di Kadilangu sekitar 1,5 Km dari Masjid Agung Demak menuju arah tenggara. Makam Sunan Kalijaga banyak dikunjungi peziarah khususnya pacia malam Jum'at kliwon.
Ditempat ini pula pada tanggal 10 Zulkijah dilaksanakan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.

Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah.
Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang.

Sejarah Hidup

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Tidak mengherankan, ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu (“Petruk Jadi Raja”). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang.