translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

24 Okt 2011

Ke-Jar Paket C “Al –Muttaqin” Kedungmutih Demak,

Suwarso, S Pd Ketua Penyelenggara Kejar Paket C " Al- Muttaqin"

Kelompok belajar paket C saat ini menjadi idola bagi remaja yang putus sekolah dan juga bagi siapapun yang ingin memiliki ijasah paket C setara SLTA , dengan ijasah ini mereka dapat melanjutkan kuliah atau bekerja. Keuntungan belajar di pendidikan kesetaraan Paket C ini tidak ada batasan umur sehingga berapapun umurnya jika telah mempunyai ijasah SLTP atau yang sederajat bisa mendaftarkan diri di kelompok belajar Paket C. Selain itu belajarnyapun tidak seperti sekolah formal yang pelaksanaannya seminggu full, namun di kelompok belajar setara paket C ini belajarnya hanya 3 hari itupun jamnya bisa diatur sehingga tidak akan menganggu pekerjaan.

“ Jadwal belajar di Pendidikan kesetaraan paket C Al-Muttaqin ini kami laksanakan seminggu tiga kali , sehingga mereka yang bekerja tidak terlalu terganggu dengan kegiatan belajar ini. Bahkan satu dua ada yang kami berikan dispensasi belajar sendiri di rumah dengan pemberian tugas khusus. Alhamdulillah hampir enam tahun ini kelompok belajar kami eksis menyelenggarakan pendidikan kesetaraan ini sampai dengan pelaksanaan Ujian Nasional “, ujar Suwarso ,S Pd ketua penyelenggara pendidikan kesetaraan Paket C “Al Muttaqin “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak pada “Ndeso” yang melihat dari dekat jalannya pendidikan Paket C.

Suwarso pada “Ndeso” mengemukakan, awal berdirinya pendidikan kesetaraan paket C ini didorong masih banyaknya lulusan SLTP yang tidak melanjutkan sekolah atau putus ditengah jalan karena kesulitan biaya . Padahal saat ini ijasah SLTA cukup vital bagi dunia kerja , sehingga banyak anak-anak desa yang gagal melamar kerja diberbagai perusahaan karena tiadanya ijasah SLTA tersebut. Selain itu ijasah ini juga dapat digunakan sebagai syarat untuk melawamar pekerjaan di instansi pemerin tah misalnya kepaladesa perangkat desa . Melihat hal itu dengan bantuan pengawas Dikmas maka dibentuklah kelompok belajar (Ke-jar) setara Paket C yang menampung lulusan SLTP ataupun siswa SLTA yang putus ditengah jalan karena berbagai hal. Berdirinya Kejar Paket C “ Al-Muttaqin” ini mendapat respon yang cukup besar bagi masyarakat Kedungmutih dan sekitarnya hanya lewat “gethok tular “ sekitar 40 siswa mengikuti kegiatan pembelajaran perdana.

“ Selain anak-anak muda banyak juga perangkat desa yang sudah cukup umur mengikuti pendidikan kesetaraan paket C ini , selain warga Demak sendiri ada juga warga Jepara, Kudus dan Semarang yang mengikuti kegiatan pembelajaran di “ Al-Muttaqin “ ini. Untuk tahun ini peserta yang belajar disini ada 23 siswa “, tambah Suwarso.

Kuliah dan Kerja

Meskipun pendidikan kesetaraan ,namun ijasah Paket C ini dihargai sama dengan ijasah formal SMA ini terbukti lulusan dari Kejar “ Al- Muttaqin “ ini selain diterima diperusahaan swasta banyak pula yang melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi sampai menggondol gelar Sarjana. Bahkan dari lulusan tersebut ada yang diterima menjadi PNS dan juga anggota Dewan kabupaten , sedangkan yang menjadi perangkat jumlahnya puluhan orang. Oleh karena pentingnya ijasah SLTA itulah maka penyelenggara kelompok belajar “Al-Muttaqin “ setiap tahun ajaran baru menginformasikan kepada khalayak tentan pendaftaran siswa baru. Dengan harapan mereka yang belum mempunyai ijasah SLTA tergerak untuk belajar kembali sehingga ke depan tidak akan ada penyesalan lagi karena mereka telah mempunyai ijasah.

Ketika di tanya masalah biaya , Suwarso yang juga guru SD Kedungmutih 1 ini menjelaskan , pembelajaran di kejar paket C ini adalah seperti pembelajaran formal yang waktunya tiga tahun , sehingga mereka yang belajar disini juga mengikuti kegiatan yang sama dengan sekolah formal. Ada ulangan harian , ulangan mid semester , ulangan semester dan juga ujian akhir sekolah dan juga ujian Nasional. Oleh karena itu siswa dibebani untuk biaya-biaya tersebut selain biaya untuk honor tutor , namun demikian biaya pembelajaran ditempatnya tergolong murah karena selama tiga tahun belajar di Kejar “Al-Muttaqin “ biaya yang dikeluarkan tidak lebih 2 juta rupiah. Biaya tersebut dilakukan dengan angsuran disesuaikan dengan kemampuan warga belajar , yang terpenting ketika usai pelaksanaan ujian Nasional dan siswa memperoleh ijasah maka pembayaran bisa diselesaikan.

“ Kadang-kadang biaya yang cukup minim itu masih ada satu dua warga belajar yang kesulitan, sehingga kami sebagai pengelola mencarikan jalan keluar bagaimana kegiatan pembelajaran di kejar Paket C “ Al-Muttaqin” ini bisa berlangsung dengan lancar. Namun Alhamdulillah sejak tahun 2005 kami membuka kegiatan ini sudah 182 lulusan yang kami hasilkan kami turut senang jika mereka bisa melanjutkan kuliah atau mendapatkan pekerjaan yang layak”,ujar Suwarso menutup sua dengan “Ndeso”. (FM)

0 komentar:

Posting Komentar