yang tinggal di pesisir pantai harus waspada. Selain angin yang membuat rumah mereka kehilangan genting , ombak besar juga meluluh lantakkan pantai dan juga tambak mereka. Sehingga jika tiba-tiba hujan datang dibarengi dengan angin mereka harus waspada untuk bersiap-siap menyelamatkan diri jika tiba-tiba datang bencana.
” Tahun ini selain curah hujan yang tinggi juga angin cukup besar , sehingga kawasan pantai porak poranda diterjang ombak . Selain kami tidak bisa miyang ke laut juga merasa was-was jika bencana datang ”, ungkap Salim (55) nelayan asal dukuh Bandengan desa Surodadi kecamatan Kedung kabupaten Jepara.
Dengan ombak dan angin yang besar menyebabkan pantai terkikis dari waktu ke waktu , sehingga makin lama laut makin dekat dengan pemukiman mereka. Dari pantauan warga setiap tahun kerusakan pantai berkisar 10 – 20 meter setiap tahunnya . Jika ombaknya makin besar kerusakan makin parah , dalam setahunnya bisa sampai 50 meter. Oleh karenanya saat ini pemukiman penduduk makin dekat dengan bibir pantai . Jika hal ini terus terjadi kemungkinan 10 tahun yang akan datang mereka harus direlokasi karena abrasi terus meraja lela.
” Dulu rumah kami ini jauh dari bibir pantai , namun saat ini sudah cukup dekat dengan pantai oleh karena itu jika ombak besar datang rasanya dihati cukup miris ”, tambah pak Salim yang sehari-hari bejkerja sebagai Nelayan.
Selain pantai desa Kedungmalang, Panggung, Surodadi abrasi ini juga menghantam pantai desa Tanggul Tlare dan juga Semat . Dulu pantai di dua desa ini cukup rimbun pohon bakaunya , namun saat ini beberapa tempat amblas karena gempuran ombak di musim penghujan. Oleh karena itu posisi jalan raya Semat – Kedung makin dekat dengan bibir pantai , hal ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi pemilik tanah di dekat pantai . Untuk mengatasi gempuran ombak tersebut mereka membuat tanggul dari bambu yang diisi dengan batu , namun menurut pengamatan sepertinya sia-sia usaha mereka . Sehingga mereka menghentikan usaha mengatasi abrasi tersebut.
” Inisiatif mereka sih ingin menghentikan abrasi , namun sepertinya sia-sia upaya mereka langkah yang paling bagus ya menanggul dengan bis beton yang banyak . Namun biayanya sangat besar ”, ujar seorang warga desa tanggul Tlare yang diminta komentarnya seputar abrasi yang melanda pantai Selatan Jepara.
Selain masalah abrasi , beberapa hari yang lalu petani tambak juga digegerkan dengan datang rob ”bandhang” (Tiba-tiba) sehingga membuat tambak ikan mereka tergenang air. Kerugian selain ikan didalam tambak yang keluar , juga beberapa gudang garam kemasukan air rob , sehingga beberapa gudang mengalami kesusutan garam yang ditimbun petani. (Fatkh.M)