Ahmad Fatih Kurniawan |
“ Jika mengandalkan ekonomi orang tua saya yang hanya petambak kecil tidak akan kuat membiayai saya di Perguruan Tinggi . Oleh karena itu ketika ada program Bidik Misi saya ikut mendaftar awalnya saya ikut jalur undangan namun gagal. Saya coba lagi untuk ikut SNMPTN Alhamdulillah saya lolos bersama satu teman lainnya satu sekolah “, ujar Fatih yang didampingi ayahnya Muhibbin pada kabarseputarmuria.
Ahmad Fatih Kurniawan mengatakan , keinginan untuk kuliah di perguruan tinggi merupakan cita-citanya sejak memasuki bangku sekolah dasar , untuk memenuhi hasratnya itu ia selalu belajar keras . Baik di sekolah formal SD , MTs , MA dan juga sekolah Informal Madrasah Diniyah dan juga ngaji , sehingga hasilnya tidak mengecewakan. Meski tidak masuk peringkat atas namun ia selalu masuk 10 besar sehingga ketika ada seleksi Bidik Misi iapun berhak mengikutinya.
“ Alhamdulillah mudah-mudahan di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saya diberi kelancaran dalam beajar sehingga bisa mengikuti pelajaran dengan baik “, tambah Fatih .
Sementara itu Muhibin ayah Fatih mengaku bangga dan senang putra pertamanya lolos seleksi mahasiswa baru UIN Yogyakarta dan mendapatkan beasiswa dari negara. Jika mengandalkan ekonomi keluarganya yang hanya dari tambak sempit menurut hitungan sulit membiayai anaknya kuliah di perguruan Tinggi . Selai harus mempersiapakan untuk registrasi setiap tahunnya , juga biaya hidup setiap bulan harus dikirimkan . Padahal mengharapkan hasil tambak yang tidak menentu untuk makan saja masih harus kesana kemari . Oleh karena itu ketika anaknya lulus dari MA salah satu caranya ya mengharapkan bantua pemerintah lewat beasiswa karena keinginan anaknya yang kuat ingin melanjutkan sekolah.
“ Ya turut bangga dan senang karena anak saya bisa mendapatkan beasiswa dari BIDIK MISI , karena jika saya harus mengeluarkan biaya untuk kuliah dia untuk makan sehari-harinya dari mana pekerjaan pokok saya dari tambak yang sempit yang setiap tahun terus terkena abrasi “, aku Muhibbin.
Oleh karena itu ketika ada visitasi dari kampus yang dilaksanakan oleh salah seorang dosen UIN Yogyakarta ia menunjukkan apa adanya . Selain rumah yang sederhana , pekerjaan pokok serta informasi penunjang lainnya seperti kartu Jamkesmas . Dengan informasi tersebut dia yakin putranya lolos bisa mendapatkan beasiswa yang kelak mengantarkan putranya meraih Sarjana sebagai bekalnya kelak di hari tua.
“ Cuma yang saya ingat bapak yang datang bilang setelah nanti masuk kampus harus selalu belajar yang giat karena semua biaya sudah ditanggung pemerintah . Tugas yang utama adalah belajar yang giat sehingga tidak mengecewakan negara yang telah membiayai “, ujar Muhibbin lagi
Memang beasiswa BIDIK MISI saat ini menjadi dambaan calon mahasiswa dari keluarga miskin karena dengan biaya sendiri jelas mereka tidak mampu memenuhinya . Untuk tahun depan diharapkan pemerintah terus mengelontorkan program ini sehingga kedepan akan tercetak banyak sarjana dari kalangan miskin . Selain mencetak generasi yang berkualitas diharapkan pula mengurangi kemiskinan di Indonesia karena masih rendahnya pendidikan mereka. (FM)
0 komentar:
Posting Komentar