” Ya karena memang ini keahlian saya kemanapun bos saya mengajak bekerja yang manut saja sama bos. Kalau namanya bekerja saya sudah kerja pasang kubah masjid dan musholla di mana-mana hampir seluruh Indonesia pernah saya datangi ”, ujar Djasri pekerja Kafa Art Kudus yang bergerak dalam pembuatan kubah ketika ditemui ketika memasang kubah panel masjid ” Baitul Makmur ” desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak.
Pada awalnya Djasri mengaku bekerja memasang kubah diketinggian merupakan pekerjaan yang sangat berat , sehingga ketika awal bekerja badan ini rasa bergetar dan keringat dingin keluar. Namun setelah beberapa hari bekerja getaran di dadanya itu lama kelamaan hilang, apalagi dalam bekerja keamanaan untuk pekerja di perhatikan misalnya memakai tali pengaman yang kuat juga menghilangkan pandangan bawah dengan tutup. Sehingga meski bekerja diketinggian ia merasa enjoy dan kuat bertahan lama dan dibawa kemanapun oleh sang bos ia siap menjalankan tugas. Selain memasang besi-besi rangka kubah tugas yang dilakukan adalah memasang plafond kubah dari bahan galfanil dan juga memasang panel kubah dari bermacam-macam bahan.
” Ya yang namanya pekerja kita harus siap di tempatkan dibagian mana saja asal kita mampu, pada tahap awal pekerjaan biasanya memasang rangka dari bawah sampai ke atas , selanjutnya plafon dan terakhir pasang panel . Ya yang namanya bekerja ya berat Mas ”, ujar Djasri lagi.
Djasri mengakui ketrampilannya bekerja di ketinggian ini sudah diajarkan kepada dua anaknya dengan cara mengajaknya membantu bekerja . Kelihatannya mereka berdua tertarik pada pekerjaan yang membutuhkan tantangan dan keberanian ini yang setiap orang belum tentu bisa. Selain itu hasilnya telah membuktikan bahwa bekerja di ketinggian ini hasilnya bisa diandalkan untuk menafkahi keluarga . Oleh karena itu daripada sulit-sulit cari pekerjaan baru,bekerja di ketinggian meski banyak resiko asal hati-hati bisa di harapkan untuk menafkahi keluarga yang jika dihitung juga lumayan hasilnya.
” Ya penghasilannya lumayan bisa untuk membiayai keluarga dan menyekolahkan anak-anak , bahkan dua anak sayapun sudah mempunyai ketrampilan seperti saya meski menantang bahaya namun mereka tidak takut seperti ayahnya ”, ujar Djasri menutup sua.(FM)
0 komentar:
Posting Komentar