Pak Ahmad Junaidi Pengusaha ikan kering dan Terasi |
Demak – Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak , juga dikenal sebagai penghasil ikan kering , meski jumlah pengusaha yang terjun ke bisnis pengolahan ikan basah menjadi ikan kering ini sedikit namun omzet penjualannya tergolong cukup besar. Hal itu disebabkan selain mengolah sendiri dari ikan basah hasil para nelayan setempat , mereka juga mengepul dalam bentuk sudah jadi dari pengusaha kecil disekitar desa Kedungmutih. Jika musim kemarau tiba seperti ini sebagian rumah mereka dijadikan tempat penampungan ikan sebelum disetorkan ke daerah lain seperti Juana, Rembang dabn juga Tuban Jawa Timur.
” Seminggu dua kali saya mengirim ikan kering 4-5 ton ke pengepul besar di daerah Juana, Rembang dan Tuban Jawa Timur dengan kendaraan carteran saya antar ikan kering ini sampai disana . Di Tuban ikan kering ini dioalah kembali menjadi terasi dan juga olahan ikan lainnya ”, tutur Ahmad Junaidi (45) pengusaha ikan kering dari desa Kedungmutih yang ditemui Jum’at (27/5/2011).
Ahmad Junaidi yang membuka usaha pengeringan ikan sudah lebih dari 10 tahun ini mengatakan, usaha yang dirintisnya bersama istrinya itu belumlah besar seperti sekarang . Dulu dia mengolah ikan kering ini hanya untuk konsumsi sekitar Demak saja , itupun sering di bangkelkan pada pengepul yang bermodal besar . Selain belum mempunyai modal dia juga belum berpengalaman dalam penjualan atau pemasaran , sehingga iapu memperoleh keuntungan yang kecil. Namun perlahan-lahan usahanyapun semakin besar seiring dengan bertambahnya modal dan juga tenaga. Saat ini selain dirinya an juga istrinya ia dibantu oleh iparnya juga satu tenaga karyawan yang ia bayar setiap bulan .
Selain menyeiakan ikan kering berbagai jenis Ahmad Junaidi juga membuat berbagai macam terasi ari yang murah berbahan baku ikan kering giling sampai yang mahal berbahan baku udang reket dan rebon. Untuk terasi super berbahan baku reket yang dikenal lezat rasanya ini setiap waktu belum tentu ada , tergantung musim udang reket keluar sehingga harga perkilonya selalu fliktuasi karena ketersediaan bahan baku paling mahal pernah mencapai Rp 50 ribu setiap kilonya . Sedangkan yang berbahan baku udang rebon harganya paling mahal separohnya dari terasi udang reket , namun dari segi rasanya tetap unggul terasi berbahan udang reket. Terasi paling murah biasanya berbahan ikan kering yang digiling halus dicampur air dan diberi bumbu kemudian dikeringkan,namun dipasaran yang paling banyak adalah terasi ini. Selainharganya lebih ekonomis juga setiap waktu pasti ada.
”Kalau terasi berbahan baku ikan kering ini paling mahal Rp 10 ribu setiap kilonya , seperti pengepul ikan saya di tuban itu sebagian ikan kering ini diolah menjadi terasi. Tetapi kalau saya biasa membuat terasi super yang berbahan baku reket dan juga berbahan baku udang rebon. ”, ujar Ahmad Junaidi sambil memasukkan ikan kering dalam zak.
Selama lebih 10 tahun bergelut dalam usaha pengolahan ikan kering ini , selain dia mendapatkan penghasilan untuk keluarganya juga membantu para nelayan dalam rangka menampung hasil ikan yang tidak laku dipasaran. Utamanya ikan kecil-kecil rucah yang biasanya hanya untuk pakan bebek, namun ditangannya ikan-ikan itu diolah menjadi ikan kering yang dibutuhkan banyak orang. Oleh karena itu dia siap bekerjasama dengan pengusaha lain dalam rangka jual beli hasil perikanan khususnya ikan kering dan terasi .
Jika ada yang berminat bisa langsung datang ke rumahnya di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak RT : 08 RW: 03. Selain itu bisa juga calling dirinya di HP No. 085866294481. (FM)
0 komentar:
Posting Komentar